Jenis dan
Sumber Konflik
Pengertian
Konflik
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan,
pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu configure yang
berarti saling memukul. Secara Sosiologis konflik diartikan sebagai proses
social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya.
Jika dilihat
definisi secara sosiologis, konflik senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat
sehingga konflik tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat diminimalkan.
Beberapa
Faktor Penyebab Konflik
Perbedaan
individu yang didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap
manusia memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam
menilai sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat
menilai kebijakan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan
mentah naik. Tentu setiap masyarakat akan menilai dengan pemikirannya
masing-masing yang mungkin secara umum terbagi menjadi kelompok yang pro dan
kontra.
Perbedaan
kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
Orang dari
kebudayaan berbeda, misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki budaya
berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula.
Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat
timbulnya konflik.
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok
Manusia
merupakan mahkluk yang unik karena satu dengan yang lain relative berbeda.
Berbeda pendirian, pemikiran, perilaku, kebiasaan, dsb. Dari perbedaan itu
tentu timbul perbedaan kepentingan yang latar belakangnya juga berbeda.
Misalnya mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan
sebagai bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna.
Sedangkan bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya jumlah areal persawahan atau perkebunan. Bagi
para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang menguntungkan. Dari kasus
ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan,
sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.
Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan
merupakan suatu hal yang wajar didalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi
perubahan yang sangat cepat akan memicu timbulnya konflik. Misalnya masyarakat
pedesaan yang secara umum matapencariannya bertani yang hidupnya
bergotong-royong dengan jadwal waktu yang relative tidak mengikat, kemudian
tumbuh suatu industry dengan waktu yang relative cepat dengan kebiasaan
cenderung individualis, disiplin kerja dan waktu kerja ditentukan, yang secara
umum mengubah nilai-nilai masyarakat desa tadi, tentu akan menimbulkan konflik berupa penolakan
diadakannya industry di wilayah itu.
Akibat-akibat
dari konflik.
Konflik
dapat baik dan tidak baik. Konflik berakibat tidak baik seperti :
Menghambat
komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
Menghambat
keeratan hubungan.
Karena
komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang
berkonflik.
Mengganggu
kerja sama.
Hubungan
yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
Mengganggu
proses produksi,bahkan menurunkan produksi.
Kerja sama
yang kurang baik, maka produktifitas pun rendah.
Menimbulkan
ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Karena
produktifitas rendah, timbullah ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Yang
kemudian berakibat pada individu mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi,
menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustasi dan apatisme.
Konflik
berakibat baik seperti:
Membuat
suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan
untuk mencari jalan keluarnya.
Berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik,
yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
Melakukan
adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
Memunculkan
keputusan-keputusan yang inovatif.
Memunculkan
persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Sedangkan
menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi atas :
Konflik
intrapersonal.
Konflik
intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini
terjadi pada saat yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
Konflik
interpersonal.
Konflik ini
adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan
keinginan dan tujuan.
Konflik
antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali berhubungan
dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang
ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat
dikenai hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik
interorganisasi.
Konflik
antar grup dalam suatu organisasi adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu
menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang
menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari
maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan menghindari
disfungsional.
Cara-Cara
Mengatasi Konflik
Mengatasi
konflik antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak
yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari
pihak luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk
mengatasi konflik yang telah terjadi :
Rujuk
merupakan
usaha pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi
kepentingan bersama pula.
Persuasi
mengubah
posisi pihak lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti
factual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten
dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
Tawar-menawar
Suatu
penyelesaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan
kesepakatan yang dapat diterima.
Pemecahan
masalah terpadu
Usaha
pemecahan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses
pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka
dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative
pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
Penarikan
diri
Cara
menyelesaikan masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri
dari hubungan dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila
pihak-pihak yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling
berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan
untuk menyelesaikan konflik.
Pemaksaan
dan penekanan
Cara
menyelesaikan konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini
dapat dilakukan apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang yang lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi
bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman, dsb yang akan
dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara terpaksa.
Berikut
contoh kasus konflik yang pernah terjadi :
Konflik
Vietnam berubah menjadi Perang
Konflik
Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul
kekerasan. Hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina
Konflik
Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah
lainnya.
Banyak
konflik yang terjadi karena perbedaan ras da etnis. Ini termasuk konflik
Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda dan Kazakhstan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar