I.
PENDAHULUAN
Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan
tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu aktivitas tersebut
adalah manajemen. setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batsan
manajememn, karena itu tidak mudah member arti yang universal yang dapat
diterima semua orang. namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi
manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajememn merupakan suatu proses
mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien.
Teori manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan
hal-hal yang harus dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi seorang
manajer. manajer dalam memanajemeni otoritasnya tanpa menggunakakn teori dan
prinsip, aktivitas berjalan hanyalah intuisi, firasat, dan harapan sehingga
hasilnya tidak akan memeberikan kepuasan kepada berbagai pihak.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian
Manajemen?
2. Bagaimana
Evolusi Teori Manajemen?
III.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata menus
yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung
menjadi kata manager yang artinya menangani. Manager diterjemahkan ke dalam
bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage dan kata benda management dan
manger untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, manajemen
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Beberapa ahli, berbeda pandangan mengenai pengertian
manajemen, di antaranya :
a. John D. Millet
(1954)
Membatasi manajemen sebagai suatu proses pengarahan, dan
pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi dalam
kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b. A. Sanusi
Manajemen adalah merupakan suatu sisitem perilaku manusia
yang koperatif yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus
dan merupakan tindakan yang rasional.
c. Paul Hersay
& Kenneth H Blanchard (1998 : 144)
Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan
bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Sudjana (2007
:77)
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang
dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal
tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapaa orang yang dalam organisasi dan
diberi untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Mengacu pada batasan manajemen yang telah dideskripsikan di
atas dan terlepas dari sudut mana para ahli memberikan batasan, maka manajemen
adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Istilah manajemen dalam kaitannya dengan pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan
melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan,
pengkoordinasian, pengkomunikasian,pemotivasian, penganggran, pengendalian,
pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan
pendidikan secara berkualitas.[2]
2. Evolusi Teori
Manajemen
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam
menentukan hal-hal yang harus dikerjakan
secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen
yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik, dan Teori
Modern.
a. Teori Klasik
Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu
sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan.
Oleh karena itu, teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja
dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung
menurut struktur atau anatomi organisasi.[3] Teori klasik terbagi menjadi dua
cabang yaitu:
Pertama, teori manajemen ilmiah (Scientific Management
Theory). Frederick W. Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth, dan Lilian
Gillberth adalah tokoh-tokoh di balik teori ini. Mereka memikirkan suatu cara
meningkatkan produktivitas dengan menanganai kondisi kekurangan tenaga terampil
melalui efisiensi pekerja.
Frederick W. Taylor
disebut sebagai “ Bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “Scientific
Management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan
ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk
mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang dikembangkannya adalah :
1. Pengembangan
metode ilmiah dalam manajemen agar suatu pekerjaan dapat ditetukan metode
pencapaian tujuannya secara maksimal.
2. Seleksi ilmiah
untuk karyawan agar para karyawan dapat diberiakn tugas dan tanggung jawab
sesuai keahlian.
3. Pendidikan dan
pengembangan karyawan.
4. Kerjasama yang
harmonis antara manajemen dan karyawan.
Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut
adalah melalui studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem tarif
berbeda, yaitu karyawan yang lebih priduktif dan efisien mendapatkan gaji lebih
besar dari yang lainnya.[4]
Kedua, teori manajemen administratif atau organisasi klasik
(Classical Organization Theory) dipelopori oleh Henry Fayol (1841-1925).
Timbulnya teori organisasi klasik sebagai dampak adanya organisasi yang
kompleks. Menurut Fayol, manajemen akan berjalan efektif jika empat belas
prinsip dan keterampilan dijalankan. Empat belas prinsip itu ialah :
1. Pembagian
kerja
2. Otoritas atau
wewenang
3. Disiplin
4. Kesatuan
perintah
5. Kesatuan arah
6. Mengemudiankan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum
7. Balas jasa
atau imbalan
8. Sentalisasi
9. Hirarki
10. Tertib
11. Keadilan
12. Stabilitas staf
organisasi
13. Inisiatif
14. Semangat korps
b. Teori
Manajemen Hubungan Manusia atau aliran perilaku (Neo-Klasik)
Teori ini timbul sebagian karena para manajer terdapat
berbagai kelemahan dengan pendekatan klasik. Teori ini berasumsi bahwa manusia
itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Beberapa pelopor aliran
neo-klasik antara lain: Elton Mayo dengan studi hubungan antar manusia, atau
tingkah laku manusia dalam situasi kerja terkenal dengan Studi Hawthorne.
berdasarkan studi ini ternyata kelompok kerja informal lingkungan sosial
pekerja mempunyai pengaruh besar terhadap produktivitas. Pelopor lainnya adalah
Douglas McGregor, ia menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar
bila menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan.
Teori manajemen aliran perilaku memandang kemungkinan bahwa
pekerja yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena
mereka menerima perhatian tersebut. Teori ini menganut prinsip bahwa :
1. Organisasi
adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian per bagian.
2. Motivasi karyawan
sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Manajemen
tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan,
prosedur, dan prinsip).[5]
c. Teori Modern
1. Pendekatan
Sistem ( System Approach)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem
yang dipersatukan dan diarahkan dari komponen-komponen yang saling berkaitan.
Chester I. Barnard menjelaskan bahwa tugas manajer adalah mengupayakan adanya
suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan pendekatan
komprehensif dalam aktifitas managing.
Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, merupakan satu kasatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi,
membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa perubahan
satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. dengan
demikian berpikir dan bertindak sistem berarti tidak memandang komponen secara
parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.[6]
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada
jumlah dan bagian-bagiannya. sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unit atau
bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan
bertanggungjawab terhadap kemajuan sistem secara umum.[7]
2. Pendekatan
Kontingensi atau pendekataan situasional
Istilah contingent berarti dapat terjadi, tetapi hal
tersebut tidak pasti akan terjadi. dalam bidang manajemen menurut keadaan hal
etrsebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan di dalam manajemen terjadi.
dalam kondisi-kondisi tertentu, sebuah rencana akan dijalankan, tetapi apabila
terdapat kondisi-kondisi yang berbeda makan akan digunakan sebuah rencana yang
berbeda.
Ide memperhatikan variabel-variabel lingkungan yang
mempengaruhi manajemen dikenal sebagai situasional manajemen dan dalam sebuah
paper thaun 1919, Mary Paarker Follat mengguankan istilah Law of the Situation
(Hukum Keadaaan).[8]
IV.
KESIMPULAN
v Setiap ahli memberi
pandangan yang berbeda tentang definisi manajemen, namun secara umum manajamen
dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme
kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
v Dalam kaitannya
dengan bidang pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai suatu penataan
bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perncanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian,
pengkomunikasian, pemotivasian, penganggran, pengendalian, pengawasan,
penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan pendidikan
secara berkualitas.
v Teori dan prinsip
manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus dikerjakan secara efektif untuk
menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen yang mengikuti
evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik (hubungan manusia), dan Teori
Modern.
v Teori klasik
berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir
logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Teori klasik dibagi menjadi
dua yakni teori menajemen ilmiah dan organisasi klasik.
v Teori manajemen
ilmiah menekankan pada empat belas prinsip dan ketermpilan yang mendasari
manajemen yang efektif. Empat belas prinsip tersebut, di antaranya ialah
pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah,
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum, balas jasa,
sentralisasi, hirarki, tertib, keadilan, stabilitas staf, inisiatif, dan
semangat korps.
v Teori manajemen
hubungan manusia (neo-klasik) berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan
mengaktualisasikan dirinya. Teori ini juga memandang kemungkinan bahwa pekerja
yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka
menerima perhatian tersebut
v Teori modern
berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional. Artinya orang menyesuaikan
diri dengan situasi dihadapi dan
mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsi yang
dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya,
rekasinya, tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan. selanjutnya
orang itu bekerja pada di dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar