Kamis, 28 November 2013

evolusi teori mjanajemen


I.                   PENDAHULUAN
Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batsan manajememn, karena itu tidak mudah member arti yang universal yang dapat diterima semua orang. namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajememn merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Teori manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi seorang manajer. manajer dalam memanajemeni otoritasnya tanpa menggunakakn teori dan prinsip, aktivitas berjalan hanyalah intuisi, firasat, dan harapan sehingga hasilnya tidak akan memeberikan kepuasan kepada berbagai pihak.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Manajemen?
2.       Bagaimana Evolusi Teori Manajemen?

III.             PEMBAHASAN
1.      Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata menus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata manager yang artinya menangani. Manager diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage dan kata benda management dan manger untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, manajemen diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Beberapa ahli, berbeda pandangan mengenai pengertian manajemen, di antaranya :
a.    John D. Millet (1954)
Membatasi manajemen sebagai suatu proses pengarahan, dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b.   A. Sanusi
Manajemen adalah merupakan suatu sisitem perilaku manusia yang koperatif yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus dan merupakan tindakan yang rasional.
c.    Paul Hersay & Kenneth H Blanchard (1998 : 144)
Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
d.   Sudjana (2007 :77)
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapaa orang yang dalam organisasi dan diberi untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Mengacu pada batasan manajemen yang telah dideskripsikan di atas dan terlepas dari sudut mana para ahli memberikan batasan, maka manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Istilah manajemen dalam kaitannya dengan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian,pemotivasian, penganggran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.[2]


2.      Evolusi Teori Manajemen
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal  yang harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik, dan Teori Modern.
a.      Teori Klasik
Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karena itu, teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktur atau anatomi organisasi.[3] Teori klasik terbagi menjadi dua cabang yaitu:
Pertama, teori manajemen ilmiah (Scientific Management Theory). Frederick W. Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth, dan Lilian Gillberth adalah tokoh-tokoh di balik teori ini. Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas dengan menanganai kondisi kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi pekerja.
 Frederick W. Taylor disebut sebagai “ Bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “Scientific Management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang dikembangkannya adalah :
1.      Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar suatu pekerjaan dapat ditetukan metode pencapaian tujuannya secara maksimal.
2.      Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberiakn tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian.
3.      Pendidikan dan pengembangan karyawan.
4.      Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan karyawan.
Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem tarif berbeda, yaitu karyawan yang lebih priduktif dan efisien mendapatkan gaji lebih besar dari yang lainnya.[4]
Kedua, teori manajemen administratif atau organisasi klasik (Classical Organization Theory) dipelopori oleh Henry Fayol (1841-1925). Timbulnya teori organisasi klasik sebagai dampak adanya organisasi yang kompleks. Menurut Fayol, manajemen akan berjalan efektif jika empat belas prinsip dan keterampilan dijalankan. Empat belas prinsip itu ialah :
1.      Pembagian kerja
2.      Otoritas atau wewenang
3.      Disiplin
4.      Kesatuan perintah
5.      Kesatuan arah
6.      Mengemudiankan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum
7.      Balas jasa atau imbalan
8.      Sentalisasi
9.      Hirarki
10.  Tertib
11.  Keadilan
12.  Stabilitas staf organisasi
13.  Inisiatif
14.  Semangat korps
b.      Teori Manajemen Hubungan Manusia atau aliran perilaku (Neo-Klasik)
Teori ini timbul sebagian karena para manajer terdapat berbagai kelemahan dengan pendekatan klasik. Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Beberapa pelopor aliran neo-klasik antara lain: Elton Mayo dengan studi hubungan antar manusia, atau tingkah laku manusia dalam situasi kerja terkenal dengan Studi Hawthorne. berdasarkan studi ini ternyata kelompok kerja informal lingkungan sosial pekerja mempunyai pengaruh besar terhadap produktivitas. Pelopor lainnya adalah Douglas McGregor, ia menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan.
Teori manajemen aliran perilaku memandang kemungkinan bahwa pekerja yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka menerima perhatian tersebut. Teori ini menganut prinsip bahwa :
1.      Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian per bagian.
2.      Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.
3.      Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip).[5]
c.       Teori Modern
1.      Pendekatan Sistem ( System Approach)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I. Barnard menjelaskan bahwa tugas manajer adalah mengupayakan adanya suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan pendekatan komprehensif dalam aktifitas managing.
Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kasatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. dengan demikian berpikir dan bertindak sistem berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.[6]
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dan bagian-bagiannya. sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggungjawab terhadap kemajuan sistem secara umum.[7]
2.      Pendekatan Kontingensi atau pendekataan situasional
Istilah contingent berarti dapat terjadi, tetapi hal tersebut tidak pasti akan terjadi. dalam bidang manajemen menurut keadaan hal etrsebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan di dalam manajemen terjadi. dalam kondisi-kondisi tertentu, sebuah rencana akan dijalankan, tetapi apabila terdapat kondisi-kondisi yang berbeda makan akan digunakan sebuah rencana yang berbeda.
Ide memperhatikan variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhi manajemen dikenal sebagai situasional manajemen dan dalam sebuah paper thaun 1919, Mary Paarker Follat mengguankan istilah Law of the Situation (Hukum Keadaaan).[8]


IV.             KESIMPULAN
v  Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang definisi manajemen, namun secara umum manajamen dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
v  Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
v  Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal  yang harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik (hubungan manusia), dan Teori Modern.
v  Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Teori klasik dibagi menjadi dua yakni teori menajemen ilmiah dan organisasi klasik.
v  Teori manajemen ilmiah menekankan pada empat belas prinsip dan ketermpilan yang mendasari manajemen yang efektif. Empat belas prinsip tersebut, di antaranya ialah pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, hirarki, tertib, keadilan, stabilitas staf, inisiatif, dan semangat korps.
v  Teori manajemen hubungan manusia (neo-klasik) berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Teori ini juga memandang kemungkinan bahwa pekerja yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka menerima perhatian tersebut
v  Teori modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional. Artinya orang menyesuaikan diri  dengan situasi dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsi yang dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, rekasinya, tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan. selanjutnya orang itu bekerja pada di dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar